Kamis, 08 November 2012

Penemuan Sumber Baru Pertumbuhan Sel Saraf di Otak


salam kenal temand... ;)
ini adalah artikel yang pertama kali saya posting,
selamat membaca dan semoga bermanfaat *^_^*

Grup peneliti Professor Magdalena Gotz dari Helmholtz Zentrum Munchen and Ludwig-Maximilians-Universitat Munich (Jerman) telah membuat kemajuan yang signifikan dalam pemahaman proses regenerasi di otak. Para peneliti menemukan sel-sel progenitor yang dapat membentuk neuron-neuron glutamatergic baru setelah perlukaan pada corteks cerebri.
Terutama pada penyakit Alzheimer, degenerasi sel-sel saraf memainkan peran yang penting. Di masa mendatang pilihan terapi baru dapat dimungkinkan dari mengarahkan mekanisme generasi dan atau migrasi. Penemuan ini telah dipublikasikan di isu terbaru pada jurnal terkenal Nature Neuroscience. Sampai hanya beberapa tahun lalu, neurogenesis – proses perkembangan sel saraf – masih dianggap mustahil pada otak dewasa. Textbook menyatakan bahwa sel-sel saraf yang mati tidak dapat diganti. Kemudian para peneliti menemukan regio di otak depan pada manusia dimana sel-sel saraf baru dapat tumbuh sepanjang hidup. Sel-sel yang disebut GABAergic ini menggunakan gamma-aminobutyric acid (GABA), suatu neurotransmiter sistem saraf pusat.
Suatu penelitian dari Tim peneliti yang dipimpin Magdalena Götz, director of the Institute of Stem Cell Research at Helmholtz Zentrum München and chair of the Department of Physiological Genomics of LMU, sekarang ini telah mengamati regio otak ini pada tikus percobaan. Penemuan mereka adalah : selain di otak depan, terdapat sel-sel saraf lain yang secara teratur menumbuhkan –apa yang disebut dengan sel-sel saraf glutamatergic, yang menggunakan glutamat sebagai neurotransmiter. Para peneliti stem sel dapat membuktikan ini dengan suatu faktor transkripsi spesifik : Tbr2 hanya ada pada sel progenitor dari sel saraf glutamatergic.
Sel-sel saraf yang baru tumbuh pada organisme dewasa terletak di bulbus olfaktorius, regio otak yang berperan dalam indra penciuman. Sel-sel saraf yang menggunakan glutamat sebagai neurotransmiter juga bertanggungjawab dalam hal memori – penyimpanan dan pemanggilan kembali informasi. Pada demensia Alzheimer, perubahan jalur transduksi sinyal dari sel-sel khusus ini mempunyai peran yang signifikan.
Magdalena Götz menjelaskan alasan mengapa penemuan ini begitu penting, “Sel-sel progenitor saraf dapat menumbuhkan sel-sel saraf glutamatergic untuk korteks cerebri didekatnya – misalnya setelah perlukaan otak.” Grup peneliti mampu mendemonstrasikan ini pada tikus percobaan, terdapat sel-sel yang bermigrasi ke dalam jaringan serebrum yang rusak di dekatnya dan menumbuhkan neuron-neuron dewasa, sehingga sel-sel progenitor tersebut kemudian dapat mengganti sel-sel saraf yang mengalami degenerasi.
“Sekarang akan menjadi menarik untuk menemukan apakah proses ini juga terjadi pada manusia, terutama pada pasien-pasien Alzheimer,” kata Magdalena Götz, “dan juga apakah proses ini dapat dikontrol untuk menghindari kematian sel yang masif.” Satu pendekatan terapi kemudian akan diusahakan untuk menstimulasi mekanisme penggantian oleh tubuh sendiri.
More information: Monika S Brill, Jovica Ninkovic, Eleanor Winpenny, Rebecca D Hodge, Ilknur Ozen, Roderick Yang, Alexandra Lepier, Sergio Gascón, Ferenc Erdelyi, Gabor Szabo, Carlos Parras, Francois Guillemot, Michael Frotscher, Benedikt Berninger, Robert F Hevner, Olivier Raineteau & Magdalena Götz: Nature Neuroscience, Volume 12 No 11 pp1351-1474 (doi:10.1038/nn.2416)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar